Dalam Hadist yang shahih disebutkan Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan kaum
mukminin dalam hal kecintaan, rahmat dan perasaan di antara mereka adalah bagai
satu jasad. Kalau salah satu bagian darinya merintih kesakitan, maka seluruh bagian
jasad akan ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam”. Dalam
hadist yang lain Rasulullah saw. bersabda, “Muslim yang satu dengan muslim yang
lainnya seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lainnya”.
Beliau sambil menjalinkan jari-jemari beliau. “Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya muslim, maka Allah akan
memenuhi kebutuhannya”. Hadist-hadist diatas dan dalil-dalil lainnya dari
al Qur’an dan as Sunnah menunjukkan pentingnya solidaritas sesama muslim.
Hendaknya setiap muslim senantiasa berusaha memperhatikan dan peduli dengan
keadaan muslim yang lainnya dimanapun ia berada.
Pada hakikatnya
ukhuwah adalah tolong menolong dalam
kebaikan dan ketaqwaan, saling menjamin, saling berlemah lembut, saling
menasehati dalam al kebenaran dan bersabar atasnya. Sebagaimana kita ketahui
bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang mana ia memerlukan yang lainnya dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Setiap individu manusia diciptakan
dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga diperlukan kerjasama
untuk saling melengkapi. Selain itu juga di karenakan tuntukan sosial dari
manusia yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya membuat manusia
selalu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Allah ta’ala berfirman,
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ
تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS Al Ma’idah: 2)
Telah jelas dalam
ayat ini bahwa manusia harus saling tolong-menolong dalam kebaikan (ma’ruf)
serta ketaqwaan dan juga saling mengingatkan dalam hal yang mungkar. Dengan hal itulah kebaikan akan tercapai bagi kaum
muslimin, agama menjadi tegak, problematika-problematikan teratasi, dan barisan
mereka menjadi kokoh untuk menghadapi musuh-musuh mereka. Dengan ukhuwah itulah
nantinya akan tercapai kebaikan di dunia dan akhirat.
Kita ketahui
bersama bahwa di sebagian negara kaum muslimin disana ada kaum muslimin yang
faqir, jahl (bodoh) dalam masalah agama, tertindas, dan mengalami berbagai
poblematika yang lainnya. Hal tersebut menuntut kita untuk senantiasa
bahu-membahu untuk menolong saudara-saudara kita sesuai dengan kemampuan kita.
Sebagian membantu dengan hartanya, sebagian dengan tenaganya, sebagian dengan
ilmu dan pikiran yang ia miliki. Sekecil apapun kontribusi kita bagi kaum
muslimin Allah akan membalasnya, Allah berfirman,
وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ
خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya”. (QS Saba’: 39)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ
اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَأَعْظَمَ أَجْراً
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling
baik dan yang paling besar pahalanya”. (QS
Al Muzammil: 20)
Sudah selayaknya kita membantu saudara kita yang mengalami kesusahan
karena Allah berjanji akan membalas apa yang telah kita berikan kepada saudara
kita dengan pahala dan surga. Tak lupa hal yang harus selalu di ingat oleh
manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan adalah selalu berusaha bagaimana
caranya mempertahankan ukhuwah yang telah di bangun dengan baik. Terkadang
dalam melakukan interaksi dengan sesama manusia kita sering menyinggung
perasaannya dan kita melakukan hal itu dengan tidak sadar karena kita
melakukannya dengan perasaan ceria (candaan).
Kaum muslimin seluruhnya saudara satu dengan yang
lainnya, meskipun berbeda-beda warna kulit dan bahasa mereka. Meskipun kampung
dan Negara-negara mereka terpencar, Islam telah menyatukan mereka diatas
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman,
وَاعْتَصِمُواْ
بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ
إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً
وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ
اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara. dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk”. (QS Al Imran: 103)
Semoga Allah menjadikan kita dan kaum muslimin seluruhnya
sebagai orang-orang yang saling bersaudara, saling mencintai dan menyayangi,
serta saling menasehati dalam kebaikan dan ketaqwaan. Semoga Allah menjadikan
kita dan kaum muslimin semuanya menjadi orang-orang yang berpegang teguh dengan
KitabNya dan Sunnah nabiNya, karena hanya dengan hal itulah persatuan kaum
muslimin diatas kebenaran akan tercapai. Dan akhirnya hanya kepada Allahlah
kita menyerahkan seluruh urusan kita, Dialah yang Maha Mampu atas segala
sesuatu. Allah berfirman,
لَوْ أَنفَقْتَ
مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً مَّا أَلَّفَتْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ
أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Walaupun kamu
membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana”. (QS Al Anfal: 63).
disampaikan oleh khoiru arrijal IMM brawijaya
download disini